Kawan Baru Mba Syifa

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum sahabat kamus semua nya?
Selalu sehat kan yaak??
Alhamdulillah deh kalau gituuh

Udah lama ya kita ga say hello lagi niih.. Maap maap kan kelalaian saya 😁
Sebenarnya bukan lalai siih, tapi Qodarullah kemarin pas mau ngelanjutin Game level 2 kok ya sekeluarga sakit semua, lama sekali. Plus, lagi rempong sama bapak tukang yang lagi finishing rumah kami. Ditambah HP yang jatuh, hingga eror mau bikin tugas gak bisa. Wekekekek.

Akhirnya game level 2 yang melatih kemandirian anak-anak belum tuntas deh. Walhasil, walaupun sudah masuk game level 3 tapi soal kemandirian ini tetap saya lanjutkan sampai mba Syifa bisa makan sendiri dan pakai baju sendiri (target maksimal 4 tahun bisa tanpa disuruh lagi, aamiin) 😊

Naah, untuk lanjutan game level 3 ini, materinya agak sedikit berat nih. Hihihi
Butuh pendalaman yang kuat untuk mampu mengenali karakter anak kita, mana saja yang mau diasah. *tsah*
Sebab, materi ketiga ini menyoal tentang Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ). We O We banget kan 😎

Untuk tantangan kali ini, saya kepengen ajak mba Syifa bermain game level 3 ini. Kenapa?
Sebab, mba Syifa ini adalah anak pertama saya dimana dia akan menjadi kepala bagi adik-adiknya, dicontoh dan ditiru. Jika mba syifa baik, saya percaya adik-adik nya pun akan jadi baik.
Oleh karena itu, saya harus tuntas dalam mendidik emosi dari mba Syifa yang masih sering meluap-luap. Harus sering mencari celah, dimana saya bisa masuk saat mba Syifa sedang kurang oke "mood" nya. Hehehe

Pengalaman beberapa hari ini di tempat baru kami ini (kebetulan kami baru saja pindah rumah ke sebuah desa) setidaknya memberikan pelajaran yang berharga untuk kami, dimana kami harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baru disini.

Mulai kembali dari NOL.

Begitupun anak-anak kami.
Mba Syifa & dek Ammar harus mulai beradaptasi untuk mengenal teman baru mereka disini.

Pernah 2 hari yang lalu, saat mba Syifa kepengen main dengan teman-teman nya. Dia merasa malu, dan minta untuk saya menemani dia bermain disana. Padahal mba Syifa itu sudah mengenal beberapa kawan baru nya itu. Tapi katanya malu karena ada 2 anak yang lebih besar ikut main disana.

Ada-ada aja 😁

Oke, saya anterin nih dia main (kebetulan dek Ammar lagi bobok).
Sebentar saya tungguin, saya ajakin kawan nya ngobrol dan Syifa saya tinggal.
Eeeh, kerudung dan baju saya ditarik-tarik malahan.

Duuh deek... Mau mu apa?

Oke, saya ulangi lagi anterin dia main. Sampai 3x.
Tetap saya diminta nungguin disana.
Laah, yo bunda gak bisa dong mbaa.. Kerjaan rumah bunda setumpuk itu belum kelar. Sedikit jengkel inih 😡

Akhirnya saya tinggal masuk rumah. (Catet ini, sebenarnya saya juga salah disini, hehehe)

Dan, mba syifa mutung di jalanan. Duduk sendirian di perempatan jalan, di ujung gang samping rumah. *tepokjidat*

Akhirnya, saya sedikit luluh. Okee... Saya ajak ngobrol mba Syifa dan anterin dia main. Akhirnya, setelah agak lama saya temani disana, mba Syifa mau juga ditinggal sendirian untuk main sama kawan baru nya.

Alhamdulillah, Happy Ending 😘

---------------------------------------------------

MaasyaAllah. Barokallah ya Nduk.

Moga-moga makin pandai kamu dalam mengelola emosi mu untuk menghadapi lingkungan yang baru. Begitupun bunda. Karena Pe eR besar sebenarnya bukan pada dirimu sayang, tapi pada orangtua mu yang banyak alfa nya ini.

Miss you 😘

Salam sayang untuk ananda,


Bunda ASA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NISSIN WAFERS

Makan di Sekolah

MEDIA NGAJI SEMARANG (MNS)