Cerdas Finansial - Hari kesepuluh
Yaa Allah
Pagi ini Bunda sudah sibuk beres beres pekerjaan rumah tangga. Semua pekerjaan harus sudah selesai sebelum keluar rumah. Titik! 😁
Hari ini, ada kegiatan bimbingan wali santri yang diadakan oleh sekolahan TK Darul Arqam unit Shigor tempat mba Syifa belajar. Maka dari itu, Sedari pagi, Bunda sudah sibuk menyiapkan ini itu keperluan cemilan dan minum bapak tukang.
Alhamdulillah sekali, Ayah sangat membantu pekerjaan Bunda dengan menyiapkan anak-anak mandi dan berganti pakaian. Terimakasih banyak Ayah 😍
Sesampai di aula masjid At Taqwa Boja tempat acara diadakan, kami masuk dan dudu di antara keramaian bapak ibu yang sudah hadir.
Di Sela Sela ceramah Ustadz pengampu sekolah mba Syifa, di jelas kan kembali bahwa ketika Ananda sekolah kelak, tolong jangan dibawa kan uang untuk membeli jajanan sembarangan atau pun mainan. Sebab, nanti di sekolahan insyaallah akan ada program makan bersama-sama antar santri, juga agar tidak menimbulkan kesenjangan di antara para santri.
Selain itu, dengan tidak dibawakan nya uang untuk santri, mereka jadi tidak bisa membeli mainan. Kalau ada yang membeli mainan, nanti bisa mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Bunda pun nyeletuk ke mba Syifa "tuuh, denger gak mba Syifa? Kalau sekolah itu gak boleh bawa uang buat beli jajan sembarangan. Nanti bisa sakit lho"
Dan syifa pun me jawab santai "heemm.. Aku gak denger kok tadi pak ustadz bilang apa" lalu nyelonong pergi untuk main bersama kawan yang lain.
Duuuh, Yaa Allah.
Pengen Bunda kruwes kruwes pipis chabi mu itu Nok, bisa saja menjawab ngeyel. 😆
Oke lah, gak masalah.
Memang butuh waktu dan praktek secara langsung untuk anak seperti mba Syifa.
Dan saya juga yakin bahwa butuh tenaga sedikit ekstra untuk bisa menerapkan kemampuan cerdas mengelola keuangan ini, juga butuh kerja sama antar Bunda dan Ayah.
Sebab, sampai sekarang pun kamis ebagai orang tua terkadang masih jebol anggaran untuk mengelola keuangan. PR besar untuk orang tua nya terlebih dah iku. Hihihiii
Salam semangat hemat,
Bunda ASA 🤗
Pagi ini Bunda sudah sibuk beres beres pekerjaan rumah tangga. Semua pekerjaan harus sudah selesai sebelum keluar rumah. Titik! 😁
Hari ini, ada kegiatan bimbingan wali santri yang diadakan oleh sekolahan TK Darul Arqam unit Shigor tempat mba Syifa belajar. Maka dari itu, Sedari pagi, Bunda sudah sibuk menyiapkan ini itu keperluan cemilan dan minum bapak tukang.
Alhamdulillah sekali, Ayah sangat membantu pekerjaan Bunda dengan menyiapkan anak-anak mandi dan berganti pakaian. Terimakasih banyak Ayah 😍
Sesampai di aula masjid At Taqwa Boja tempat acara diadakan, kami masuk dan dudu di antara keramaian bapak ibu yang sudah hadir.
Di Sela Sela ceramah Ustadz pengampu sekolah mba Syifa, di jelas kan kembali bahwa ketika Ananda sekolah kelak, tolong jangan dibawa kan uang untuk membeli jajanan sembarangan atau pun mainan. Sebab, nanti di sekolahan insyaallah akan ada program makan bersama-sama antar santri, juga agar tidak menimbulkan kesenjangan di antara para santri.
Selain itu, dengan tidak dibawakan nya uang untuk santri, mereka jadi tidak bisa membeli mainan. Kalau ada yang membeli mainan, nanti bisa mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Bunda pun nyeletuk ke mba Syifa "tuuh, denger gak mba Syifa? Kalau sekolah itu gak boleh bawa uang buat beli jajan sembarangan. Nanti bisa sakit lho"
Dan syifa pun me jawab santai "heemm.. Aku gak denger kok tadi pak ustadz bilang apa" lalu nyelonong pergi untuk main bersama kawan yang lain.
Duuuh, Yaa Allah.
Pengen Bunda kruwes kruwes pipis chabi mu itu Nok, bisa saja menjawab ngeyel. 😆
Oke lah, gak masalah.
Memang butuh waktu dan praktek secara langsung untuk anak seperti mba Syifa.
Dan saya juga yakin bahwa butuh tenaga sedikit ekstra untuk bisa menerapkan kemampuan cerdas mengelola keuangan ini, juga butuh kerja sama antar Bunda dan Ayah.
Sebab, sampai sekarang pun kamis ebagai orang tua terkadang masih jebol anggaran untuk mengelola keuangan. PR besar untuk orang tua nya terlebih dah iku. Hihihiii
Salam semangat hemat,
Bunda ASA 🤗
Komentar
Posting Komentar